Humas-Poltekesos, Bandung – Berawal dari pembicaraan tentang perjanjian kerjasama antara Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) Kementerian Sosial RI dengan Tanoto Foundation, Poltekesos Bandung sebagai salah satu UPT BP3S menangkap hal ini sebagai sebuah peluang baik untuk ikut berkolaborasi dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi untuk meningkatkan teknologi pelayanan kepada masyarakat. Tanoto Foundation merupakan sebuah yayasan filantropi nirlaba dan bersifat independen, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia dan mempercepat kesetaraan melalui pendidikan, dengan 3 (tiga) program utamanya yaitu Early Childhood Education and Development; Basic Education, memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas guru dan kepala sekolah di tingkat SD dan SMP; serta Program Teladan, mengembangkan kepemimipinan di mulai dari tingkat pendidikan tinggi S1 dengan memberikan 150 beasiswa ke sembilan universitas mitra di Indonesia. Tanoto Foundation juga bekerjasama dengan Bappenas dan UNDP terkait SDG’s.
Sebagai tindak lanjut dari pembicaraan tersebut, Sub bagian Humas dan Kerjasama menfasilitasi pertemuan secara daring, Jumat (18/9/2020), sebagai perkenalan dan pembicaraan awal tentang area kolaborasi kedua belah pihak. Diskusi ini melibatkan Direktur Poltekesos, Kepala BUK dan BAAP, Ketua Prodi, Kepala Pusat Penelitian dan Unit Kajian dan Layanan Anak dan Gender serta Divisi Early Childhood Education Development (ECED), Tanoto Foundation. Dipandu oleh moderator, Widodo Suhartoyo, diskusi difokuskan pada isu-isu stunting dan pola pengasuhan anak usia dini.
Kepala Divisi ECED, Eddy Henry, menjelaskan bahwa divisi ini memiliki 3 (tiga) pilar utama yang ingin dicapai yaitu membantu pemerintah mengurangi tingkat stunting ke angka 14 % dari 27.7% saat ini; meningkatkan kualitas pengasuhan anak usia dini dari usia 0-3 tahun; serta meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini pada istitusi PAUD dan menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan di sekolah dasar. Bicara masalah stunting tidak hanya tentang masalah kesehatan dan gizi, pada kenyataannya 70% masalah stunting lebih karena perilaku seperti pola makan, pola asuh dan lingkungan. Oleh sebab itu kerjasama dengan Poltekesos menjadi strategis karena berkaitan dengan perubahan pola prilaku. “Usulan kerjasama dengan Poltekesos dianggap sangat strategis, untuk melakukan intervensi bersama lembaga pemerintah dan lembaga pendidikan dari hulu sehingga penanganan ke depan bisa lebih efektif”, ujar Eddy.
Poltekesos sendiri berpandangan bahwa usulan kerjasama ini akan sangat penting untuk memenuhi standar perguruan tinggi yang diimplementasikan dalam bentuk akreditasi. Ada 4 (empat) poin manfaat yang bisa diperoleh oleh Poltekesos dalam keterlibatannya di dalam kerjasama ini yaitu dalam konteks pendidikan melalui penyusunan modul dan keterlibatan mahasiswa dalam praktikum; penelitian; keterlibatan dosen dalam praktik pada pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dan jika memungkinkan adanya mobilisasi SDM.
Dari hasil diskusi, terdapat kesamaan visi dan misi yang ingin dicapai dan kedua belah pihak sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan untuk membahas lebih detil poin-poin kerjasama yang nantinya akan disepakati.***dee
BERITA TERBARU
POPULAR TAGS
Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.