Humas-Poltekesos, Indramayu- Memberikan informasi kepada anak tentang status HIV-nya merupakan tantangan yang sangat kompleks dan sangat sulit dilakukan oleh para orangtua dan tenaga kesehatan. Seiring tumbuh kembangnya menuju remaja dan dewasa, anak perlu diinformasikan terkait status HIV, karena mereka akan mulai mengambil peran dalam mengatur kesehatan diri mereka sendiri dan terhindar dari perilaku yang berisiko terjadinya penularan HIV kepada orang lain. Alasan lain belum tersampaikannya informasi kepada anak, karena alasan takut salah dalam memberikan informasi dan ketakutan keluarga apabila anak nantinya menjadi stres setelah mengetahui statusnya. Padahal, aspek positif keterbukaan dan terjalinnya komunikasi yang jujur dan hubungan kedekatan antara ibu dan anaknya sangatlah penting. Selain itu menurut beberapa penelitian, membangun diskusi terbuka dengan anak tentang HIV akan lebih merekatkan hubungan keluarga, dan anak menjadi tidak kebingungan atau misinterpersepsi tentang kesehatan ibunya maupun kesehatan dirinya.
Sebagai bentuk upaya pemberian informasi dan edukasi mengenai HIV/AIDS dalam mendorong terbentuknya kesiapan dan keinginan keluarga untuk membuka status HIV pada anak di keluarga, Unit Kajian dan Layanan (UKALA) HIV dan Kesehatan Poltekesos Bandung melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan peningkatan kapasitas bagi keluarga yang hidup dengan HIV/AIDS dalam pendampingan, perawatan, serta pengasuhan bagi anak dengan HIV/AIDS.
Yayasan Kesuma Bongas Indramayu merupakan salah satu mitra kerja sama Poltekesos Bandung sebagai pemberi layanan HIV/AIDS dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2021. Pada tahap awal ini, dilaksanakan kegiatan asesmen dan perencanaan kegiatan dengan menerapkan teknik Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti 10 orang ibu rumah tangga yang memberikan perawatan, pendampingan dan pengasuhan kepada anaknya yang telah terinfeksi HIV/AIDS. Kegiatan FGD di pandu oleh Tim PPM Poltekesos Bandung yaitu Dr. Marjuki, M.Sc.; Moch. Zaenal Hakim, Ph.D.; Krisna Dewi, M.Si, Ph.D.; dan Dr. Ayi Haryani, M.Pd.; serta Ketua dan Pengurus Yayasan Kesuma Bongas Indramayu. Melalui FGD ini peserta dapat mengikuti kegiatan dengan senang dan komunikatif, setiap peserta mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan pandangan dan pengalamannya selama merawat dan mengasuh ADHA, termasuk menyampaikan harapan dan keinginan untuk masa depan anak-anaknya mereka yang lebih baik.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu diperolehnya berbagai informasi terkait isu permasalahan dan kebutuhan psikososial yang dihadapi oleh Ibu rumah tangga yang merawat anaknya yang berstatus HIV, baik terkait proses perawatan, pendampingan, pengasuhan, maupun isu tentang akses layanan dan dukungan sosial lainnya yang diperlukan. Hasil dari kegiatan asesmen ini menjadi dasar untuk menyusun rencana kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan melalui pemberian penguatan kepada keluarga dalam memberikan perawatan, pendampingan dan pengasuhan kepada Anak Dengan HIV/AIDS (ADHA). Kegiatan penguatan kapasitas kepada keluarga yang akan dilaksanakan antara lain yaitu peningkatan pengetahuan keluarga/pengasuh mengenai pendampingan, perawatan, dan pengasuhan anak dengan HIV/AIDS, serta mendorong keinginan/kesiapan keluarga untuk mulai membuka status HIV pada Anak mereka.
Syarifudin Ketua Yayasan Kesuma Bongas menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai tindak lanjut kerja sama yang telah dibangun. “Harapannya melalui pertemuan ini peserta dapat mengikuti dengan semangat dan dapat memahami informasi yang akan disampaikan oleh Tim dari Poltekesos sebagai keberpihakan kepada ibu-ibu semua yang hadir dan kedepan diharapkan akan ada kegiatan atau program lanjutannya” tegas Syarifudin.
Sama halnya dengan yang disampaikan Dr. Marjuki, M.Sc mewakili Tim PPM yang mengapresiasi kehadiran peserta dalam kegiatan tersebut. “Harapan dari pertemuan ini dapat dijadikan pembelajaran bagi para Dosen Poltekesos dan Ibu-Ibu yang hadir bisa memberikan informasi dan inspirasi sehingga memperoleh rencana program kedepan. Selanjutnya, apa yang telah dirumuskan terkait kebutuhan dan permasalahan dapat disusun rencana program penyelesaian masalahnya. Tim dari poltekesos perlu membuat program sosialisasi sehingga tidak ada lagi anggapan warga atau masyarakat yang memandang Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dan juga Anak Dengan HIV/AIDS (ADHA) itu membahayakan bagi warga lainnya” ujar Marjuki.***Aam Komala
BERITA TERBARU
POPULAR TAGS
Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.