Humas-Poltekesos, Bandung – Salah satu implementasi tindak lanjut kerjasama antara Poltekesos Bandung dengan Tanoto Foundation diwujudkan dengan penyelenggaraan workshop tentang Praktik Baik Perilaku Pencegahan Stunting. Workshop dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada 17-19 Mei 2021 secara luring dan daring, dan diikuti oleh 34 orang peserta di lingkungan Poltekesos Bandung yang terdiri dari Ketua Program Studi, Kepala Laboratorium dan Perwakilan Dosen dari Unit Kajian dan Layanan Anak yang mengajar mata kuliah anak.
Ada 3 (tiga) output yang diharapkan dari pelaksanaan workshop ini yaitu penyusunan kurikulum yang mengadaptasi materi stunting dalam perkuliahan; penyusunan model pengabdian kepada masyarakat dan penyusunan pedoman college course perubahan perilaku masyarakat tentang stunting yang ditargetkan untuk akademisi, mahasiswa, masyarakat dan unsur pemerintah.
Widodo Suhartoyo sebagai perwakilan Tanoto Foundation menyebut dan mengapresiasi pelaksanaan workshop ini sebagai kontribusi nyata Poltekesos Bandung dalam peningkatan kualitas SDM bebas stunting di Indonesia, sekaligus menjadi tindak lanjut dari penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Tim Dosen Poltekesos berupa Kajian Strategi Perubahan Perilaku Pencegahan Stunting di Kabupaten Garut, Jawa Barat dan sudah dipresentasikan dalam bentuk webinar.
“Harapannya pada bulan Juni sudah ada yang dihasilkan dan diujicobakan dari workshop ini dan pada bulan Juli bisa didiseminasikan tidak hanya di lingkungan Poltekesos atau Kementerian Sosial saja, tetapi juga melalui ASPEKSI atau Perguruan Tinggi lain di daerah yang termasuk wilayah kerja Tanoto Foundation bekerja tetapi belum tergabung dalam ASPEKSI, Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) yang berada dibawah Sekretariat Wakil Presiden RI, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Promosi Kesehatan dan BKKBN”, ujar Widodo.
Hal senada juga dilontarkan oleh Direktur Poltekesos, Marjuki, yang menilai ada 2 (dua) keuntungan yang bisa diperoleh oleh Poltekesos Bandung khususnya dalam pengembangan akademik melalui workshop ini yaitu pemetaan pokok persoalan yang akan diangkat dalam penanganan masalah salah satunya stunting, dan akan menjadi hal yang baru di dalam kurikulum; serta kemampuan untuk menggambarkan berbagai potensi dan sistem sumber yang akan diajak untuk memberikan kontribusi positif dalam pengembangan model dan teknologi pelayanan dalam penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat.
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta workshop mendapatkan materi dan melakukan simulasi praktik dari Pusdiklatkesos Kementerian Sosial RI dan Yayasan Cipta. Pusdiklatkesos sebelumnya telah membuat modul pelatihan pencegahan dan penanganan stunting yang sudah diujicobakan dan sedang dalam proses pelaksanaan pelatihan kepada 8000 pendamping PKH. Modul yang dikembangkan merujuk pada pedoman dan pesan kunci strategi komunikasi perubahan perilaku Kementerian Kesehatan, namun konsep stunting yang digunakan dalam modul ini tidak hanya dilihat dari perspektif medis saja tetapi juga tentang pengasuhan dan penguatan keluarga serta mengusung konsep pembelajaran partisipatif.
Modul ini memiliki 8 modul dan 15 sesi, namun tidak semuanya yang diimplementasikan di dalam workshop, disesuaikan dengan pesan kunci untuk perubahan perilaku yang bisa dipraktikkan peserta. Setelah pelaksanaan praktik, peserta dibagi ke dalam tiga kelompok menyusun rencana tindak lanjut terkait penyusunan kurikulum, pelaksanaan praktikum dan pengabdian kepada masyarakat.
Di samping itu, peserta juga mendapatkan materi dari Yayasan Cipta tentang Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam pencegahan stunting. Bersama Tanoto Foundation, Yayasan Cipta telah melaksanakan pendampingan penguatan, pendalaman dan pengembangan implementasi strategi komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting di 7 (tujuh) kabupaten di Indonesia yaitu di Lombok Barat, Garut, Pandeglang, Pasaman Barat, Lombok Utara, Rokan Hulu dan Kutai Kartanegara.***dee
BERITA TERBARU
POPULAR TAGS
Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.