HumasPoltekesosBDG_ Peranan manusia kelak akan tereduksi dan digantikan oleh mesin-mesin canggih. Maka keberadaan seseorang akan semakin diperhitungkan melalui soft skill yang dimiliki seperti memecahkan masalah yang kompleks, berpikir kritis, dan kreatif. Gedung Auditorium (5/12/2023)
Melihat pernyataan tersebut Program Studi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapa Politeknik Kesejahteraan Sosial (POLTEKESOS) Bandung selenggarakan Kuliah Umum guna meningkatkan pengetahuan dalam kemampuan sebagai pekerja sosial di era teknologi. Menghadirkan Narasumber Unggul Yoga Ananta, S.Tr,.Sos ( CO Founder dan CEO Olahkarsa) dengan materi " Pemanfaatan teknologi untuk Pekerjaan Sosial" dan Drs. Amrullah,MM,.MBA (TVET Institutional Strengthening Senior Consultant Sesi USAID Partnership for Productivity (USAID PADU)) dengan materi "Karir Pekerja Sosial di Lembaga Bantuan International/NGO International".
Wakil Direktur bidang Akademik Admiral Nelson Aritonang, Ph.D mewakili Direktur memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan yang sebelumnya telah disampaikan laporan kegiatan oleh Dr. Aep Rusmana, S.Sos, M.Si selaku Ketua Prodi Pekerjaan Sosial dengan khidmat.
Selanjutnya, pemaparan pada sesi pertama dimulai dengan dari Unggul Ananta Co-Founder & CEO PT. Olahkarsa Inovasi Indonesia dengan tema Pemanfaatan Teknologi untuk Pekerjaan Sosial. PT. Olahkarsa Inovasi Indonesia merupakan perusahaan yang telah dirintis oleh Unggul sejak masih menjadi mahasiswa tingkat 2 di Poltekesos Bandung pada tahun 2017. Hingga saat ini, PT Olahkarsa Inovasi Indonesia telah menjadi perusahaan dibidang layanan manajemen CSR yang telah memberikan layanan kepada lebih dari 65 perusahaan di bidang management CSR. Menurut Unggul, transformasi digital di bidang management CSR sangat diperlukan karena mampu memangkas aktivitas bisnis proses yang tidak efisien dikarenakan proses yang rumit, berbelit-belit, tidak berkelanjutan, database tidak terintergrasi, risiko kehilangan data, dan sulitnya membuat kebijakan dan perencanaan program selanjutnya dengan proses yang dilakukan secara konvensional di bidang CSR management. Inovasi teknologi yang ditawarkan oleh PT. Olahkarsa Inovasi Indonesia melalui Social Responsibility Application (SR App) mampu menjawab permasalahan-permasalahan umum yang ditimbulkan karena proses bisnis yang dilakukan secara konvensional sehingga implementasi layanan CSR sebuah perusahaan dapat berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal. Dalam proses pembuatan aplikasi tersebut tentunya sangat banyak dipengaruhi dari bagaimana peran pekerja sosial di bidang industri dalam menghasilkan sebuah program sosial yang memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dalam perkembangannya di masa mendatang, penting bagi pekerja sosial untuk meningkatkan keterampilan dalam hal: 1) analisis berpikir kreatif; 2) sosial dan emosional, dan 3) pemanfaatan teknologi untuk mendorong terciptanya inovasi-inovasi pemanfaatan teknologi baru untuk pekerjaan sosial.
Kemudian, pada sesi kedua kuliah umum, dilanjutkan pemaparan dari Amrullah TVET Institutional Strengthening for Partnership Senior Manager di USAID PADU – Banyan Global tentang Professional Journey Pekerja Sosial dalam International Development Agency/ Humanitarian Agency. Amrullah merupakan alumni Poltekesos Bandung dan telah memiliki pengalaman kurang lebih 20 tahun di bidang konsultan bisnis dan progam pembangunan sosial di Indonesia. Belajar dari pengalamannya, beliau memberikan pandangan bahwa core skills dan core competencies yang dimiliki oleh pekerja sosial yang telah diajarkan dalam mata kuliah di kampus sangat membantu dan berperan besar dalam karirnya sebagai konsultan di bidang program pembangunan sosial di Indonesia. Sebagai contoh, kompetensi inti dan keterampilan inti dari pekerja sosial dalam hal analytical thinking, creative thinking, technological skills, ethics, negotiating skills, conflict resolution, dan lainnya ternyata sangat berguna dalam mengembangkan program di bidang pembangunan sosial. Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa menurut estimasi perhitungan dari International Labour Organization (ILO), secara global pekerjaan di bidang non-governmental & membership organizations termasuk salah satunya profesi konseling dan pekerja sosial profesional membutuhkan sebesar 24,1 juta pekerja atau 23%, sementara jumlah orang yang bekerja di bidang ini baru terpenuhi sebesar 7%. Hal tersebut menunjukan potensi yang besar bagi lulusan pekerja sosial untuk bisa bekerja di lembaga bantuan Internasional (NGO). Di akhir pemaparannya, Amrullah menekankan pentingnya membangun jejaring dan mengembangkan relasi untuk meningkatkan core competencies pekerja sosial sehingga sebagai pekerja sosial profesional mampu menunjukan performa kerja sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Turut hadir Sekretaris Prodi, Kepala Laboratorium Prodi, Dosen HomeBase, Staff Administrasi dan Mahasiswa Angkatan 2021, 2022.
BERITA TERBARU
POPULAR TAGS
Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.