BERITA POLTEKESOS




HumasPoltekesosBDG_Pencegahan stunting masih menjadi salah satu prioritas pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat, hal ini berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Presiden Jokowi menetapkan target penurunan prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2024, dan diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk mencapainya. 
Sejak tahun 2021, Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung telah melakukan kerja sama dengan Tanoto Foundation dalam upaya percepatan penurunan stunting. Sejumlah pencapaian yang dihasilkan diantaranya adalah pembuatan model Aksi Pengubahan Perilaku Pencegahan Stunting (Aksi Hanting) kepada kelompok primer, yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, pengasuh, remaja puteri, dan kader. Cakupan lokasi meliputi 8 desa binaan Poltekesos di Provinsi Jawa Barat, dengan melibatkan 32 orang dosen dan 32 orang mahasiswa. 
Aksi Hanting di setiap desa menghasilkan gerakan atau program pencegahan stunting dari pihak desa, tokoh masyarakat, kader, dan Duta Stunting yang terdiri atas ibu hamil, ibu menyusui, pengasuh, dan remaja. Aksi Hanting yang dilakukan di desa diantaranya berupa penyuluhan dengan media melalui penyebaran selebaran, kampanye informasi menggunakan TikTok, dan spanduk; juga bimbingan dari kader dan sosialisasi dari Duta Stunting tentang berbagai upaya pencegahan stunting. Seluruh kegiatan ini didukung oleh 64 orang kader, 160 orang Duta Aksi Hanting dari 8 desa binaan yang terdiri dari duta ibu hamil, duta ibu menyusui, duta pengasuhan, dan duta remaja.
Model Aksi Hanting yang dikembangkan Poltekesos Bandung telah pula didesiminasikan kepada pemerintah kabupaten/kota serta Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Asosiasi Pendidikan Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan Sosial Indonesia (ASPEKSI) untuk percepatan pencegahan stunting di Indonesia.
Pada tahun 2022, model Aksi Hanting direplikasi oleh empat Perguruan Tinggi penyelenggara Program Studi Kesejahteraan Sosial, yaitu Universitas Padjadjaran, Universitas Pasundan, Universitas Langlangbuana, dan Universitas Binawan Jakarta, dengan melibatkan dosen dan mahasiswa di desa binaan masing-masing universitas.
Berbagai hasil praktik baik dari replikasi model Aksi Hanting oleh sejumlah Perguruan Tinggi penyelenggara Program Studi Pekerjaan Sosial/Kesejahteraan Sosial yang tergabung dalam ASPEKSI serta berbagai pihak lain yang berkepentingan dalam pengubahan perilaku pencegahan stunting tentu penting untuk disebarluaskan.
Untuk itu, Poltekesos Bandung bersama Tanoto Foundation mengadakan workshop untuk membahas replikasi model Aksi Pengubahan Perilaku Pencegahan Stunting (Aksi Hanting) yang khusus ditujukan bagi para pemangku kepentingan, terutama Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, serta beberapa Perguruan Tinggi yang tergabung pada ASPEKSI. Kegiatan ini diharapkan menjadi sarana penyebaran informasi dan pembelajaran tentang praktik baik upaya pengubahan perilaku pencegahan stunting untuk percepatan penurunan stunting di wilayah masing-masing. 
Sejumlah narasumber yang sangat berkompeten turut pula berpartisipasi dalam kegiatan ini, seperti Lead Manager TP2AK-Sekretariat Wakil Presiden Iing Mursalin, Direktur Poltekesos Bandung Dr. Marjuki, M.Sc, Ketua ASPEKSI Prof. Oman Sukmana, serta narasumber lain dari Universitas Padjajaran, Universitas Pasundan, Universitas Langlang Buana dan Universitas Binawan. Hadir pula sebagai salah satu pembicara, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry. 
Dalam sambutannya, sekaligus membuka acara, Direktur Poltekesos Bandung Dr. Marjuki, M.Sc menekankan, “Pengubahan perilaku merupakan aspek penting dalam pendidikan pekerjaan sosial dan merupakan model intervensi dalam praktik pekerjaan sosial. Oleh karena itu, Poltekesos melibatkan juga perguruan tinggi dibawah ASPEKSI yang memiliki peran strategis dalam melakukan replikasi model Aksi Hanting Poltekesos.”
Iing Mursalin, selaku keynote speaker, menyampaikan, “Perguruan Tinggi memiliki peran strategis dalam percepatan penurunan stunting melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Ditambahkan pula bahwa Perguruan Tinggi seharusnya dapat dijadikan salah satu tempat distribusi tablet tambah darah (TTD) kepada mahasiswi sehingga prevalensi anemia pada wanita usia subur (WUS) akan menurun.
Kolaborasi berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam upaya pencapaian target penurunan stunting di Indonesia. Iing pun mengapresiasi kontribusi Tanoto Foundation dalam mendukung pemerintah Indonesia dan kolaborasi yang dilakukan dengan berbagai pihak dalam usaha percepatan penurunan stunting.
Dalam kesempatan yang sama, Eddy Henry mengatakan bahwa Tanoto Foundation terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting melalui kerja sama. “Model Aksi Hanting merupakan salah satu hasil kerja sama Tanoto Foundation dan Poltekesos Bandung dalam mengembangkan modul perubahan perilaku pencegahan stunting berdasarkan hasil penelitian, yang diterapkan melalui fungsi pendidikan dan pengabdian masyarakat.”
Lebih lanjut Eddy menuturkan, “Capaian-capaian dari kolaborasi yang telah kami lakukan diharapkan dapat memberikan perubahan dalam peningkatan sumber daya manusia untuk pencegahan, penanganan stunting, dan perbaikan pola pengasuhan anak usia dini demi generasi Indonesia yang maju dan unggul.” *AK




@poltekesosbandung

Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.