BERITA POLTEKESOS




HumasPoltekesosBDG_Pesisir selatan Jawa Barat berpotensi tsunami setinggi 34 meter. Pemicu tsunami ini diprediksi akibat terjadinya gempa megathrust sebesar 8,9 hingga 9 magnitudo yang belum bisa diketahui waktunya. Sabtu (19/11) Tahun 2022

Megathrust merupakan Gempa bumi berdorongan besar yang terjadi pada zona subduksi di batas lempeng konvergen destruktif, di mana satu lempeng tektonik tertekan di bawah lempeng yang lain. Gempa ini adalah gempa bumi lintas lempeng yang paling kuat di planet ini, dengan besaran momen (Mw) yang dapat melebihi 9,0. Hal ini dijelaskan juga oleh Daryono selaku ahli peneliti BMKG menjelaskan bahwa dalam gempa megathrust terdapat pula istilah zona megathrust. Zona megathrust adalah sebuah istilah untuk menyebutkan jalur subduksi lempeng Bumi yang sangat panjang, tapi cenderung dangkal. Lempeng Bumi bertumpukan, dengan posisi lempeng di bagian bawah mendorong lempeng yang ada di atasnya.

"Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai 'patahan naik yang besar', yang kini populer disebut sebagai zona megathrust," sebut Daryono.

Maka, zona megathrust adalah istilah untuk menyebutkan sumber gempa berupa tumbukan lempeng yang berada di kedalaman dangkal. pemahaman dalam masyarakat mengenai gempa megathrust sebagai sesuatu yang baru, segera terjadi dalam waktu dekat, punya kekuatan sangat besar, menimbulkan kerusakan dan tsunami dahsyat, adalah hal yang kurang tepat. Dikutip dari CNBC Indonesia menyampaikan bahwa Ada 10 wilayah di Pulau Jawa yang berpeluang mengalami tsunami besar tersebut antara lain: Garut, Jawa Barat; Cianjur, Jawa Barat; Ciamis, Jawa Barat; Purworejo, Jawa Tengah; Tasikmalaya, Jawa Barat; Wonogiri, Jawa Tengah; Kabupaten Blitar, Jawa Timur; Pandeglang Banten; Sukabumi Jawa Barat; Kebumen, Jawa Tengah

Adapun wilayah dengan bahaya tsunami dampak pergeseran lempengan tersebut adalah wilayah pesisir utara Jawa, pesisir timur Sumatra, dan pesisir Barat dan Selatan Kalimantan, pesisir selatan Papua, pesisir barat Sumatera, pesisir selatan Jawa dan Nusa Tenggara Barat dan Timur.

Dalam mengantisipasi dan menyiapkan masyarakat dalam mengahadapi peristiwa tersebut, Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung melalui Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) menyelenggarakan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk sahabat TAGANA di Kabupaten Cianjur.

Kabupaten Cianjur menjadi salah satu wilayah yang diprediksi akan mendapatkan dampak yang cukup parah. Oleh sebab itu Muhamad Safii Nasution dan Ahmad Yaneri selaku Dosen dan Pekerja Sosial dengan fokus pada Bencana Alam dan Bencana Sosial memberikan pengetahuan, pemahaman dan Kesiagaan terhadap Potensi Bencana Alam tersebut.

"Pada pelaksanaan dilapangan, TAGANA merupakan tonggak dalam membantu masyarakat pasca bencana, dimana dalam mengefesienkan waktu seorang tagana mampu multitalent meskipun terdapat fokus fokus yang sudah secara ritme berjalan biasanya seperti terdapat bagian Logistik, posko, shalter, layanan psikososial dll." Ujar safi'i

Layanan Dukungan Psikososial (LDP) merupakan suatu bentuk tindakan atau bantuan yang diberikan secara sukarela oleh seseorang kepada orang lain yang berkaitan dengan aspek psikologis seseorang dan juga memicu pada hubungan antara individu dengan orang lain serta lingkungan sekitar. Maka dari itu tujuan LDP pada pelaksanaannya sebagai pengembalian individu atau keluarga atau kelompok pasca kejadian tersebut, sehingga akan menjadi penguatan secara individu atau kolektif dalam menghadapi masalah dan dapat beraktifitas serta dapat berdaya kembali.

Kegiatan berlangsung secara diskusi partisipasi di Gedung Dinas Sosial Bagian Bencana Alam dan Bencana Sosial Kabupaten Cianjur yang dihadiri Heru Laksono Selaku Kabid Linjamsos Dinsos Kab.Cianjur, Marjuki selaku SubKor Bencana Alam dan Bencana Sosial Dinsos Kab. Cianjur dan sahabat TAGANA.




@poltekesosbandung

Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.