HumasPoltekesosBDG_Sejak revolusi industri 4.0 mulai digaungkan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, terjadi perubahan masif khususnya pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam hal ini, pendidikan menjadi fokus utama agar tercipta sumber daya manusia yang terampil dan ahli dibidangnya, salah satunya melalui pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi sendiri merupakan jenjang pendidikan tinggi yang tujuannya untuk mempersiapkan tenaga ahli yang siap bekerja sehingga dapat bersaing secara global. Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi era Revolusi Industri 4.0, pemerintah sendiri telah membentuk Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Pendidikan Vokasi) di Kemendikbud melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan dibentuknya Ditjen Pendidikan Vokasi ini diharapkan dapat merevitalisasi kurikulum pendidikan vokasi yang dapat memberikan dampak luas terutama dalam mempersiapkan sumber daya manusia di era revolusi industri 4.0.
Sebagai Instansi pendidikan yang memiliki sistem pendidikan vokasi dengan ciri khas tersendiri, Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung pada Program Studi Magister Terapan menyelenggarakan Kegiatan Penyusunan Roadmap Kurikulum yang sebelumnya telah terselenggara evaluasi kurikulum pada 21 Juli 2022. Bandung BRSPDSN Wyata Guna, Senin (29/08/2022)
Tantangan yang dihadapi perguruan tinggi dalam pengembangan kurikulum di era Industri 4.0 adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan literasi baru meliputi literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yang berakhlak mulia berdasarkan pemahaman keyakinan agama. Selain itu dalam penyusunan kurikulumnya perlu juga memperhatikan beberapa aspek seperti filosofis, sosiologis dan psikologi guna menciptakan kenyamanan dalam belajar mahasiswa sesuai dengan zamannya. Kurikulum yang tercipta perlu memberikan makna dimana, mampu mewariskan nilai bidaya dan menstransformasikan dalam eranya dan mampu bersifat mempersiapkan mahasiswa agar dapat hidup lebih baik di abad 21.
Menghadirkan narasumber Dr. Dra. Iis Mariam, M.Si dari Politeknik Negeri Jakarta menjelaskan bahwa kurikulum magister terapan haruslah memiliki ciri yang berbeda dengan kurikulum lainnya seperti Magister dan Sarjana. Sebagai tingkatan pendidikan yang berada pada level 8, mahasiswa magister terapan mampu menganalisis dan mendemonstrasikan atas apa yang dipelajari dalam perkuliahan, dimana pada program ini SKKNI yang berlaku dapat dikompersikan terhadap kurikulum pembelajaran.
Menuju magister terapan yang Unggul dan berkualitas Internasional dalam pengembangan teknologi pekerjaan sosial serta berperan aktif pada penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Mahasiswa perlu memiliki keterampilan khusus diantaranya
Oleh sebab itu prodi magister terapan perlu merancang strategi khusus untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi pekerja sosial yang ahli dalam melakukan dan merekayasa teknologi dalam Analisis Kebijakan Sosial, Manajemen Organisasi Pelayanan Sosial, Manajemen Pengubahan Masyarakat, dan Terapi Psikososial. Strategi tersebut meliputi kurikulum yang terus berkembang mengikuti kebutuhan era, pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif, peningkatan kapasitas dosen pengajar, kemitraan dan kerjasama dalam menunjang aspek lain pada prodi magister terapa yang selalu berkembang, aspek praktif dan kualifikasi mahasiswa diperkuat, keterlibatan mahasiswa dalam riset dan penelitian dosen dan Tata kelola perguruan tinggi sesuai standar nasional.
Kegiatan berlangsung selama 1 (satu) hari yang dibuka langsung oleh Ketua Prodi Magister Terapan dan moderator oleh Sekretaris Prodi Magister Terapan. Peserta dihariri oleh Kepala Laboratorium Magister Terapan, Kepala SubKoordinator Pengajaran, SubKoordinator Perencanaan, Sekretariat Prodi magister Terapan dan Seluruh Dosen HomeBase Prodi Magister Terapan.
BERITA TERBARU
POPULAR TAGS
Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.