BERITA POLTEKESOS




Humas-Poltekesos, Bandung – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir ini, telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, tidak hanya merenggut korban jiwa, pandemi ini juga telah menimbulkan ketidakpastian, menghancurkan tatanan ekonomi dan sektor sosial. Berbagai kebijakan diambil oleh pemimpin negara melalui pembatasan pergerakan dan interaksi masyarakat untuk mencegah penyebaran, berdampak pada terjadinya perubahan sosial yang menuntut kemampuan untuk beradaptasi, koping dan resiliensi. Disinilah peranan pekerja sosial sangat dibutuhkan untuk mencegah dan mengatasi permasalahan yang timbul baik saat pandemi dan pasca pandemi.

 

Hal ini disampaikan oleh Prof. Adi Fahrudin, alumni STKS-Poltekesos Bandung, yang juga merupakan dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Visiting Professor Social Work Institute, Japan College of Social Work;; saat mengawali orasi ilmiahnya pada penyelenggaraan Wisuda Poltekesos Bandung, Selasa (26/10/2021).

 

Menurut Prof. Adi, profesi pekerja sosial mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam hal perawatan sosial (social care) yang diperlukan individu, keluarga dan masyarakat terutama imbas dari social distancing. Selain itu, seorang pekerja sosial juga berperan melakukan pencegahan melalui program pendidikan dan literasi untuk memperbaiki persepsi yang salah dalam masyarakat dan mencegah hoax yang beredar selama pandemi.

 

“Penanganan masalah akibat Covid-19 perlu dilakukan secara komprehensif. Pekerja sosial harus menggunakan pendekatan multidisiplin, interdisiplin bahkan transdisiplin untuk untuk memastikan pelayanan kesejahteraan sosial dapat diakses masyarakat selama pandemi untuk memenuhi kebutuhan materialnya; memberikan dukungan dan konseling melalui metode social case work dan social group work. Rencana intervensi krisis juga harus dikembangkan dan diterapkan untuk memastikan bahwa semua pihak dapat merespons berdasarkan bidang keahlian khusus mereka”, ungkapnya.

 

Pandemi Covid-19 juga membuat perubahan gaya hidup yang tak terelakkan, semua kalangan harus menyesuaikan diri, termasuk penyelenggara pendidikan. Pandemi telah mengubah wajah pendidikan yang semula dilakukan secara tatap muka beralih ke platform online atau virtual dengan memanfaatkan teknologi informasi tepat guna. Institusi pendidikan di seluruh dunia, termasuk Poltekesos Bandung sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan pekerjaan sosial, dipaksa untuk berbenah dalam mengembangkan pola dan cara-cara baru dalam pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.

 

Prof. Adi juga menyebut bahwa seluruh aspek kehidupan, termasuk perkembangan disiplin dan profesi pekerjaan sosial tidak akan lagi sama seperti dulu, bahkan pasca pandemi berakhir. Menurutnya diperlukan adaptasi agar pendidikan pekerjaan sosial relevan dan dapat mempertahankan kualitas lulusannya, begitu pula pedoman praktik pekerjaan sosial dalam situasi darurat perlu disusun untuk memastikan pekerja sosial siap berhadapan dengan situasi serupa di masa mendatang. Mekanisme e-social work dan tele-social work juga perlu diatur agar layanan dan intervensi pekerjaan sosial dapat terus berkembang dan dirasakan masyarakat.

 

“Huruf “p” seharusnya tidak lagi menjadi pandemic, melainkan menjadi possibility. Banyak hal yang bisa dipelajari, dicoba, dan ditingkatkan. Mari bersama berinvestasi dalam "normal" baru sesuai dengan kompetensi kita. Dalam beberapa tahun ke depan, legacy kita akan terbukti apakah kita mewujudkan janji tentang kemungkinan dan peluang (possibility), atau kita mengabaikan pelajaran dari pandemi ini. “Never going back because nothing was the same , tegasnya mengakhiri orasi.

 

Wisuda Mahasiswa Poltekesos Bandung Tahun 2021 merupakan wisuda Program Magister Terapan Program Studi Pekerjaan Sosial lulusan kedua dan Program Studi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan yang ke-55, yang diikuti oleh 364 orang lulusan, terdiri atas 346 orang lulusan dari Program Sarjana Terapan dan 18 orang lulusan dari Program Magister Terapan. Predikat wisudawan terbaik tahun ini diraih oleh Nurani Sakinah asal Jawa Tengah dengan IPK 3,83 untuk Program Sarjana Terapan dan Agus Sukatma asal Jawa Barat dengan IPK 3,83 untuk Program Magister Terapan. Dengan demikian jumlah keseluruhan alumni Poltekesos Bandung sampai tahun 2021 ini bertambah menjadi 14.835 orang, yang tersebar di berbagai Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan organisasi baik di dalam dan luar negeri.

 

Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini, bersama sejumlah Pejabat Tinggi Madya, Staf Khusus Menteri dan Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Sosial RI turut hadir dalam seremoni wisuda yang digelar secara blended melalui virtual zoom meeting dan luring di Gedung Auditorium Kampus Poltekesos Bandung.

 

Dalam sambutannya, Risma menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan di Poltekesos Bandung, dan mengingatkan agar kelulusan yang diraih dijadikan sebagai awal bagi para lulusan untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga, lingkungan, bangsa dan negara. “Jangan berdiam diri, dengan keilmuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, harus mampu menyelesaikan masalah terutama masalah sosial sesuai bidang keilmuan. Jangan terlena, jangan diam saja, ambil peranan agar ilmu yang didapat bermanfaat,” ujar Risma.

 

Mempelajari ilmu sosial tidaklah mudah, oleh sebab itu Risma berpesan agar lulusan terus belajar, membuka wawasan dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi, menyelesaikan permasalahan sosial dengan mempelajari berbagai disiplin ilmu lainnya dan penguasaan teknologi.***dee

 




@poltekesosbandung

Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.