BERITA POLTEKESOS




Ideologi dan perkembangan jaman adalah dua hal penting dalam memandang suatu kehidupan masyarakat di tengah tengah perubahan yang saat ini sangat gencar terjadi. Perubahan sosial budaya demikian masif, sehingga berpengaruh pada cara pandang dan cara hidup masyarakatnya, dan tidak jarang menimbulkan perbedaan perbedaan yang mengarah pada pertikaian ataupun perseteruan. Hal ini bila tidak dikelola dengan baik, akan berdampak pada putusnya ikatan sosial antar warga, lunturnya nilai nilai moral dan kepercayaan. Demikian disampaikan oleh Deputi bidang Pengendalian dan Evaluasi, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), DR. Rima Agristina saat menjadi keynote speech pada webinar tentang Peran Media dan Generasi Muda dalam Aktualisasi Nilai Nilai Pancasila, yang digelar di Kampus Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Selasa 4 Mei 2021.

Dikatakan lebih lanjut oleh Rima; menjadi sebuah keniscayaan bila ideologi dan ketahanan sosial warga mensikapi perkembangan jaman ini tetap dijaga dan dipertahankan sebagai identitas nasional bangsa. Bangsa yang memiliki identitas nasional akan terlihat dari terintegrasinya warga dalam berbagai aktifitas.

Webinar ini menghadirkan nara sumber DR. Marjuki dan DR. Epi Supiadi dari Poltekesos Bandung, DR. Rimo dan DR. Yestia dari London School of Business Jakarta dan Direktur Evaluasi BPIP, Edi Subowo. Para nara sumber berpandangan bahwa generasi muda dan media adalah sebuah argument kuat untuk membantu mengembalikan nilai nilai Pancasila dan pola pikir lama dan mitos tentang Pancasila.

Eksistensi sebuah negara tidak terlepas dari pilar-pilar kebangsaan yang terbangun dari nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Pilar-pilar kebangsaan termaktub jelas dalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai penjabaran dari ideologi negara. Penetapan UUD 1945 (18 Agustus 1945), sebagai UU dasar negara yang terkandung didalamnya nilai-nilai 5 sila dalam Pancasila merupakan deklarasi dari karakter bangsa Indonesia. Penjabaran nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila secara implementatif memiliki karakter kepejuangan, mengemban tugas melindungi bangsa.

Dikatakan oleh Edi Subowo, nilai-nilai kebangsaan Indonesia mengacu kepada 4 konsensus dasar bangsa: Pancasila, UUD 1945, bentuk NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Keberadaan nilai nilai kebangsaan tersebut tidak hadir di ruang hampa, ia tumbuh  berkembang dari interaksi sejarah sehingga membentuk sebuah peradaban yang menjadi ciri khas sebuah bangsa. Ciri khas tersebut adalah rangkaian nilai-nilai yang menjelma dalam sebuah kesadaran kolektif masyarakat menjadi kesadaran berbangsa bernegara. Ciri khas ini harus menjadi respon sekaligus kekuatan dalam era globalisasi, karena tidak mungkin dihindari, kita manfaatkan globalisasi ini dan kita hindari ancamannya yang dapat mengubur identitas dan potensi bangsa. Fenomena dalam perubahan dinamika kehidupan (orla, orba, reformasi) sepatutnya menjadi penguat bagi lahirnya bentuk ideal bagi menguatkan karakter bangsa di berbagai bidang (ipoleksosbudhankamnas).

Pancasila bukan bentuk pasif dari tradisi, tapi merupakan proses aktualisasi yang terus berlangsung dalam interaksi sejarah yang panjang. Proses interaksi itu, eksistensi WNI akan menjadi penentu bagi kuat tidaknya identitas nasionalnya.

Disinilah arti penting penguatan keserasian sosial sebagai filter juga landasan dalam interaksi global. Interaksi global akan memberi manfaat bagi kehidupan berbangsa, ketika ia berlangsung dalam kesetaraan antar bangsa dengan karakternya masing-masing sebagai implementasi dari nilai-nilai kebangsaan yang diyakininya. Kebanggaan sebagai WNI akan meniscayakan lahirnya harga diri bangsa. Untuk itu diperlukan revitalisasi pemahaman keserasian sosial dan nilai-nilai kearifan lokal sebagai landasan penguatan karakter bangsa bagi seluruh anak bangsa.

Penguatan nilai-nilai Pancasila memerlukan peran serta seluruh komponen bangsa, dalam pelaksanaannya berbentuk kedisiplinan dalam menjalankan seluruh tugas dan peran masing-masing. Generasi muda juga demikian harus menjalankan peran dan fungsinya baik dalam kemasyarakatan, kependidikan, juga dalam ketahanan sosial menuju pertahanan bela negara. Mematuhi adat istiadat, mematuhi peraturan perundang-undangan, berbakti pada orang tua, guru adalah wujud konkrit penanaman nilai kearifan lokal yang berkarakter. Peran generasi muda dapat dilakukan di segala bidang sesuai kemampuan dan minatnya, misalnya aktif di karang taruna, kemahasiswaan, kebencanaan sebagai bentuk jati diri warga negara yang saling menopang, saling memperkuat.

Penguatan karakter bangsa tidak hanya berpijak pada kerangka teori yang diberikan di kelas, tapi juga dalam praktek di lapangan, sehingga lahir generasi muda yang berkarakter, atas dukungan dari seluruh komponen bangsa. Upaya ke arah penguatan karakter bangsa harus dipahami sebagai bagian dari proses penyadaran kembali tentang nilai-nilai mulia yang kita miliki sebagai sebuah bangsa, seperti keharmonisan, kegotongroyongan, kedamaian sebagai nilai karakter bangsa. Inilah fondasi yang sampai saat ini masih menyatukan kebersamaan kita di tengah beragam ancaman dan konflik yang mewarnai dunia global.

Langkah ke depan adalah (1) perlu revitalisasi dan rejunevasi (penyegaran) terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai ideologi negara yang inklusif dan egaliter sebagai mana tercermin dalam 5 silanya, (2) memperkuat tradisi di dalam masyarakat yang bersinergi dengan kehidupan yang majemuk, yaitu tradisi yang memberi ruang bagi perbedaan tanpa kehilangan rasa persatuan (Bhineka Tunggal Ika), (3) penguatan pendidikan kewarganegaraan bagi semua kalangan agar ada kesamaan visi antar generasi tentang identitas nasional yang diaktualisasikan sesuai perkembangan jaman, (4) .Penyadaran tentang simbol-simbol kenegaraan untuk dipahami, dihayati dan disikapi sebagai penghargaan sekaligus pengakuan atas nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga muncul kebanggaan sebagai WNI, (5) keteladanan semua pihak dalam menjalankan semua tugas sebagi wujud karakter bangsa.

BPIP bekerja sama dengan Poltekesos Bandung menyelenggarakan webinar secara daring dan luring di Auditorium melibatkan pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Poltekesos Bandung serta perwakilan mahasiswa Poltekesos Bandung. Senin, 3 Mei 2021.




@poltekesosbandung

Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.